Putin Minat Bangun Nuklir di Indonesia dan Investasi di IKN
Jakarta - Presiden Rusia Vladimir Putin menyampaikan niat untuk investasi di ibu kota baru (IKN), terutama di sektor pengembangan infrastruktur transportasi dan logistik.
Menurut Putin, perusahaan jasa pelayanan kereta penumpang dan barang Russian Railways bisa mengambil bagian dalam pemindahan ibu kota baru Indonesia di Kalimantan Timur.
"Moskow, ibu kota Rusia, yang telah berkembang dengan sangat baik dan dengan peningkatan kualitas tinggi, juga dapat berpartisipasi dalam proyek yang benar-benar ambisius ini," ungkap Putin dan keterangan resminya, dikutip Jumat (1/7).
Putin mengatakan Rusia sangat mementingkan menciptakan zona perdagangan bebas antara Indonesia dan Uni Ekonomi Eurasia (UEE).
Ia berharap pembicaraannya dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) tentang rancangan perjanjian perdagangan dan ekonomi akan diadakan sebelum akhir tahun ini dan segera membuahkan hasil.
Tak cuma infrastruktur transportasi dan logistik, Putin juga mengungkapkan minatnya untuk mengembangkan industri tenaga nuklir di Indonesia.
Presiden Rusia Vladimir Putin menyampaikan niat untuk investasi di ibu kota baru (IKN), terutama di sektor pengembangan infrastruktur transportasi dan logistik.
Rosatom State Corporation disebut bersedia mengambil bagian dalam proyek bersama, termasuk proyek yang terkait dengan penggunaan non-energi teknologi nuklir, misalnya, bidang kedokteran dan pertanian.
Dalam keterangan resminya, Putin juga mengatakan bahwa Indonesia adalah salah satu mitra utama Rusia di Asia Pasifik.
"Dengan partisipasi para spesialis, insinyur dan pembangun kami, fasilitas infrastruktur transportasi dan industri besar, stadion, rumah sakit, dan institusi penting lainnya dibangun di Indonesia, banyak di antaranya beroperasi hingga hari ini," tandas Putin.
Pertemuan Jokowi dan Putin adalah bagian dari lawatan misi perdamaian kepala negara. Sebelumnya, Jokowi sudah mengikuti Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G7 di Jerman pada 27 Juni, dan bertemu Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada 29 Juni.
Sebenarnya, Russian Railways bukanlah nama baru. Perusahaan ini sudah pernah ingin memodali proyek pembangunan jalur atau rel Kereta Api Borneo sepanjang 203 kilometer yang melintasi Kabupaten Penajam Paser Utara, Kabupaten Kutai Barat, dan Kota Balikpapan, Kalimantan Timur.
Pembangunan jalur kereta api tersebut rencananya bakal dikelola oleh PT Kereta Api Borneo yang merupakan perusahaan hasil kerja sama Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur dengan Russian Railways.
Hubungan dagang Rusia dan Indonesia disebutnya berkembang baik. Tahun lalu, hubungan dagang bilateral tumbuh 40% dan naik lebih dari 65% dalam lima bulan pertama di tahun ini. Hubungan perdagangan ini akan terus ditingkatkan.
Putin lalu mulai menyebut kerja sama untuk pengembangan nuklir di Indonesia. Sebab di Indonesia ada banyak perusahaan Rusia yang beroperasi.
"Banyak perusahaan kami, termasuk perusahaan energi, beroperasi di Indonesia. Ada ketertarikan untuk mengembangkan industri tenaga nuklir nasional," ujar Putin.
Rusia sendiri adalah salah satu negara pemilik nuklir. Meski begitu, nuklir bukan hanya bisa dimanfaatkan untuk senjata, tapi dapat dipakai untuk kepentingan lain di luar militer.
Putin menyatakan negranya punya keandalan untuk mengerjakan nuklir. Dia menyebut nama perusahaan negaranya yang bergerak di bidang teknologi nuklir.
"Dengan pengalaman unik, kompetensi, dan teknologi yang tak tertandingi, Rosatom State Corporation bersedia mengambil bagian dalam proyek bersama," ungkap Putin.
"Termasuk proyek yang terkait dengan penggunaan non-energi teknologi nuklir, misalnya, di bidang kedokteran dan pertanian," imbuhnya.
Putin mengeklaim perusahaan Rusia seperti Rosatom State Corporation, memiliki pengalaman unik, kompetensi, dan teknologi yang tak tertandingi bisa mengembangkan industri di Indonesia.
Adapun Rosatom State Corporation merupakan perusahaan negara di Rusia. Berdasarkan laman resmi perusahaan, Rosatom merupakan salah satu pemimpin teknologi global, dengan kapasitas di sektor nuklir dengan mitra bisnis di 50 negara.
Sebagai pelopor industri nuklir, Rosatom berada di garis depan pasar nuklir internasional, termasuk pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir, penambangan, pengayaan uranium, serta fabrikasi dan pasokan bahan nuklir.
"Dengan pengalaman unik, kompetensi, dan teknologi yang tak tertandingi, Rosatom State Corporation bersedia mengambil bagian dalam proyek bersama, termasuk proyek yang terkait dengan penggunaan non-energi teknologi nuklir, misalnya, di bidang kedokteran dan pertanian," kata Putin.
Komentar
Posting Komentar