PLN Raup Laba Bersih Rp5,31 T Kuartal I 2022
Jakarta - PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Persero berhasil membukukan laba bersih senilai Rp5,31 triliun selama kuartal I 2022. Laba itu meningkat jika dibandingkan dengan periode yang sama, kuartal I 2021 senilai Rp4,91 triliun.
Mengutip laporan keuangan PLN dalam idx.co.id, Jumat (1/7), PLN meraup pendapatan usaha Rp95,92 triliun atau meningkat dari periode yang sama 2021 senilai Rp87,55 triliun.
Beban usaha PLN pada tiga bulan pertama tahun ini naik menjadi Rp84,59 triliun dari sebelumnya Rp71,13 triliun pada kuartal I-2021.
Karena naiknya beban usaha itu, laba bruto PLN pada kuartal I 2022 turun dari Rp16,42 triliun menjadi Rp11,32 triliun.
Meski begitu, PLN berhasil menekan beban keuangannya menjadi Rp4,76 triliun dari sebelumnya, kuartal I 2021, sebesar Rp5,73 triliun.
Hari ini, pemerintah melalui PLN resmi menaikkan tarif dasar listrik (TDL) untuk lima golongan.
Kenaikan tarif listrik itu pun menyasar pelanggan rumah tangga dan kantor pemerintahan.
Kementerian Keuangan memperkirakan kenaikan tarif listrik ini hanya berdampak 0,01 persen terhadap inflasi.
Kenaikan tarif ini juga hanya berlaku bagi 2,09 juta 'orang kaya' atau pelanggan dari golongan rumah tangga mampu. Angka itu setara dengan 2,5 persen dari total pelanggan PLN yang mencapai 83,1 juta.
Pada periode ini PLN juga memperoleh mendapat dari subsidi listrik serta kompensasi dari pemerintah yang masing-masing sebesar Rp12,43 triliun dan Rp7,45 triliun.
Dari sisi beban usaha, perusahaan listrik pelat merah ini mencatat pengeluaran sebesar Rp84,59 triliun, naik dari pengeluaran beban usaha di kuartal I-2021 yang sebesar Rp71,13 triliun. Pengeluaran pada pos beban terbesar untuk bahan bakar dan pelumas sebesar Rp32,38 triliun.
Kemudian disusul oleh pembelian tenaga listrik sebesar Rp28,27 triliun. Serta dari penyusunan aset tetap dan biaya kepegawaian masing-masing sebesar Rp9,66 triliun dan Rp5,28 triliun.
Pada periode ini PLN juga mampu menurunkan beban keuangan dari Rp5,72 triliun menjadi Rp4,75 triliun. Rugi atas kurs juga turun dari Rp5,58 triliun menjadi Rp13,49 miliar.
Sementara untuk total liabilitas dan ekuitas hingga 31 Maret 2022 sebesar Rp1.611 triliun, turun dibandingkan 31 Maret 2021 sebesar Rp1.613,21 triliun.
Kinerja keuangan Perusahaan Listrik Negara (PLN) nampaknya bakal lebih terang. Mengingat, mulai 1 Juli ini, PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) resmi menaikkan tarif listrik di atas 3.500 VA untuk lima golongan pelanggan listrik.
Pasalnya, belum memperhitungkan kenaikan pendapatan dari kenaikan tarif listrik, PLN yang merupakan perusahaan negara penguasa bisnis listrik membukukan kenaikan pendapatan dan laba bersih.
Merujuk laporan keuangan PLN yang terpampang di IDX, Jumat (1/7), PLN meraup laba bersih sebesar Rp 5,31 triliun pada kuartal I 2022. Pendapatan ini naik 8,1% dibandingkan dengan laba bersih kuartal I 202 yang tercatat sebesar Rp4,43 triliun.
Kenaikan laba bersih ini ditopang dengan kenaikan pendapatan PLN. Pada periode yang sama, PLN meraup pendapatan sebesar Rp95,92 triliun, meningkat 9,6% secara tahunan. Pada kuartal 1 2021,pendapatan PLN segede Rp87,55 triliun.
Kenaikan pendapatan bersumber dari penjualan listrik sebesar Rp74,34 triliun. Sisanya ditopang subsidi listrik pemerintah sebesar Rp12,44 triliun, serta dari pendapatan kompensasi sebesar Rp7,45 triliun.
Masih merujuk laporan keuangan, beban usaha PLN pada tiga bulan pertama tahun ini naik menjadi Rp84,59 triliun dari sebelumnya Rp71,13 triliun pada kuartal I-2021. Ini pula yang membuat laba bruto PLN pada kuartal I 2022 turun dari Rp16,42 triliun menjadi Rp11,32 triliun.
Meski begitu, PLN berhasil menekan beban keuangannya menjadi Rp 4,76 triliun dari sebelumnya, kuartal I 2021, sebesar Rp 5,73 triliun.
Tahun ini boleh jadi kinerja PLN bakal lebih terang, tersundut beberapa faktor. Pertama, kenaikan tarif listrik untuk 3500 VA dari golongan pelanggan rumah tangga mampu yang mencapai 2,09 juta.
Angka ini setara dengan 2,5%, dari total pelanggan PLN yang mencapai 83,1 juta.
Hitungan Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo, penyesuaian tarif listrik pada kuartal III 2022 atau periode Juli – Septemberini bisa membantu penghematan anggaran PLN.
“Penghematan bisa sampai Rp 3,1 triliun untuk triwulan III dan triwulan IV," kata Darmawan saat paparan di DPR beberapa waktu lalu. Penyesuaian tarif tenaga listrik ini akan membuat arus kas PLN lebih baik.
Kedua, pembayaran kompensasi atas penugasan penjualan listrik PLN bersubsidi dari pemerintah. Rencananya, pemerintah akan memberikan dana kompensasi senilai Rp 41 triliun ke PLN di tahun ini dari total Rp 54 triliun, .
Gedenya biaya kompensasi pemerintah lantaran pemerintah menunggak biaya kompensasi tahun 2021 serta kompensasi penugasan listrik bersubsidi tahun ini.
Komentar
Posting Komentar