Pemerintah Bangun Kepercayaan Investor SBSN Lewat Penanda Aset

  

Kulon Progo - Pemerintah membangun kepercayaan investor Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) melalui penanda aset pada fasilitas yang dibangun menggunakan pendanaan sukuk.

“Penandatanganan penanda aset perkeretaapian Bandara Yogyakarta dan underpass hari ini yang ingin kita sampaikan adalah ini loh contoh kita memakai surat berharga itu,” kata Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara kepada media usai Penandatanganan Penanda Aset SBSN di New Yogyakarta International Airport di Kulon Progo, DIY, Kamis.

Wamenkeu Suahasil menjelaskan bahwa salah satu upaya agar pembangunan infrastruktur bisa lebih cepat dengan memanfaatkan pembiayaan melalui instrumen hutang atau SBSN. Namun karena bersifat hutang, ujarnya, harus digunakan secara benar, bertanggung jawab dan dipakai untuk proyek yang produktif serta bermanfaat.

“Pembangunan fasilitas kereta api bandara bisa diselesaikan lebih cepat. Itu berarti ada penghematan dan itu bagus. Artinya kita garap proyek itu dengan serius, perencanaannya baik, diselesaikan dengan baik bahkan di tengah-tengah pandemi,” ujarnya.

Lebih lanjut Suahasil menyampaikan bahwa pembangunan infrastruktur menggunakan SBSN bukan hanya sekedar aspek pembiayaan atau pendanaan, namun juga dari aspek pembangunan. Dikarenakan dana SBSN berasal dari para investor yang juga masyarakat Indonesia, maka ia berpesan agar proyek yang dibiayai oleh SBSN, dapat digunakan semaksimal mungkin.

Pada kesempatan yang sama Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu Luky Afirman menyampaikan bahwa SBSN 2022 sebesar Rp29,53 triliun digunakan untuk membangun 880 proyek infrastruktur yang tersebar di 11 kementerian/lembaga (K/L) di 34 provinsi.

“Tadi disampaikan bahwa ini hutang yang sifatnya ada pertanggungjawaban dan kita percaya tentang kredibilitas. Pertama, kita benar benar menjaga bisa men-deliver project dengan baik dan juga kita bisa lunasi kewajiban kita,” tutur Luky.

Realisasi SBSN pada tahun lalu, kata dia, mencapai 96 persen dan merupakan capaian yang bagus mengingat ada efisiensi. Tingginya realisasi SBSN dan pembayaran SBSN yang lancar, diyakini meningkatkan kepercayaan investor.

“Sehingga kalau kita menerbitkan surat hutang lagi berikutnya, investor itu sangat percaya dan minatnya pun jadi tinggi serta bisa menurunkan juga biaya dari utang itu sendiri,” ujarnya.

Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Suahasil Nazara melakukan penandatanganan penanda aset untuk dua aset yang menggunakan pembiayaan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN). Kedua aset tersebut yakni pembangunan underpass Bandara New Yogyakarta International Airport (NYIA) sepanjang 1,3 kilometer dan pembangunan jalur kereta api Bandara NYIA sepanjang 5,5 kilometer.

“Ini menjadi bagian yang menghubungkan dan membuat konektivitas menjadi lebih baik bagi Bandara NYIA,” ungkap Wamenkeu kala memberikan sambutan pada acara yang berlangsung di Yogyakarta tersebut, Kamis (07/07)

Dalam kesempatan tersebut, Wamenkeu menerangkan bahwa untuk memenuhi kebutuhan yang besar atas pembangunan infrastruktur bagi seluruh masyarakat di Indonesia, pembiayaan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) menjadi pembiayaan kreatif yang dapat diandalkan.

“Kalau kita menunggu dulu sampai dengan bisa dikumpulkan uang pajaknya, maka mungkin belum terbangun sekarang. Tapi karena kita menerbitkan SBSN, kita mendapatkan uang dari investornya sekarang, kita bangun sekarang. Sehingga kita bisa melakukan pembangunan saat ini dan tentu nanti akan memberi manfaat yang maksimal bagi masyarakat,” jelas Wamenkeu.

Selain itu, Wamenkeu menambahkan bahwa pembiayaan SBSN ini merupakan mekanisme pembiayaan dalam APBN yang menggunakan hukum syariah. Sehingga ketika diterbitkan harus ada kegiatan dan proyek yang jelas menjadi underlyingnya.

Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Luky Alfirman yang juga hadir dalam acara tersebut menambahkan, penerbitan SBSN untuk pembiayaan proyek infrastruktur telah dimulai tahun 2013. Sampai dengan tahun 2022 ini, telah mencapai total Rp175,38 Triliun yang digunakan untuk membangun 4.247 proyek pada 13 Kementerian/Lembaga dan tersebar di 34 provinsi.

Proyek underpass Yogyakarta International Airport (YIA) dibangun sepanjang 1,3 kilometer dan jalur rel kereta api bandara YIA sepanjang 5,5 kilometer yang menghubungkan YIA dengan sistem perkeretaapian yang sudah ada. Penerbitan SBSN merupakan salah satu cara dari kementerian dalam pembiayaan pembangunan di Indonesia.  “Aset ini harus dimanfaatkan secara maksimal bagi masyarakat. Seperti underpass Bandara YIA yang bisa mempersingkat waktu perjalanan," ucapnya.

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tol Laut Jokowi Bikin Harga Sembako Turun di Indonesia Timur, Ini Buktinya