Sudah Mencapai 140 Ha, Realisasi Program Makmur Sudah 56% dari Target
Jakarta - PT Pupuk Indonesia (Persero) mencatatkan realisasi program Makmur sudah terlaksana
di atas lahan seluas 140.108 hektare (ha) per Mei 2022 dari target seluas 250
ribu ha. Angka ini menunjukkan peningkatan semenjak diluncurkan program Makmur
pada Agustus 2021 oleh Menteri BUMN Erick
Thohir.
Senior Project
Manager (SPM) Program Makmur Pupuk Indonesia Supriyoto mengatakan program
Makmur bertujuan meningkatkan produktivitas pertanian dan keuntungan petani.
Oleh karenanya, program ini dapat diikuti oleh seluruh petani seluruh
Indonesia.
"Program
ini sudah terlaksana di atas lahan seluas 140.108 ha atau 56 persen dari target
2022 ini, dan petani seluruh Indonesia juga bisa mengikuti program
Makmur," ungkap Supriyoto, dalam keterangan tertulis, Selasa, 21 Juni
2022.
Program Makmur, dikatakan Supriyoto, merupakan ekosistem yang
mengintegrasikan petani dengan stakeholder yang berhubungan dengan budi daya
pertanian dari hulu hingga hilir seperti agro input, lembaga keuangan
(perbankan), jasa asuransi, pemerintah daerah (pemda), teknologi pertanian,
hingga offtaker.
"Program
yang memiliki makna Mari Kita Majukan Usaha Rakyat ini juga mengadopsi praktik
pertanian unggul dan penggunaan pupuk nonsubsidi," kata Supriyoto.
Sejak diluncurkan,
program Makmur telah terlaksana di Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Riau,
Sumatra Selatan, Lampung, Belitung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa
Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), Nusa Tenggara Timur (NTT), Sulawesi
Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Gorontalo, Sulawesi Utara.
Dari luas
lahan 140.108 ha yang sudah melaksanakan program Makmur, terdapat beberapa
komoditas yang telah ditanam, mulai dari padi seluas 26.867 ha, jagung seluas
17.298 ha, sawit seluas 58.705 ha, tebu seluas 33.044 ha, hortikultura seluas
1.918 ha, dan perkebunan rakyat seluas 2.277 ha.
Menurut
Supriyoto, program Makmur juga berhasil meningkatkan produktivitas komoditas
padi rata-rata 32,73 persen menjadi sekitar 7,7 ton per ha dari yang sebelumnya
5,8 ton ha. Sementara itu, untuk komoditas jagung meningkat rata-rata
37,47 persen menjadi 7,7 ton per ha dari yang sebelumnya 5,6 ton per ha.
"Petani yang mengikuti
program Makmur juga tercatat pendapatan atau keuntungannya meningkat, sebagai
contoh petani padi meningkat hingga 51,11 persen penghasilannya, dan petani
jagung meningkat hingga 54,16 persen," ujarnya.
Program
Makmur sendiri bertujuan meningkatkan produktivitas pertanian dan keuntungan
petani. Oleh karenanya, program ini dapat diikuti oleh seluruh petani seluruh
Indonesia.
“Program
ini sudah terlaksana di atas lahan seluas 140.108 hektar atau 56 persen dari
target tahun 2022 ini, dan petani seluruh Indonesia juga bisa mengikuti program
Makmur,” ungkap Supriyoto melalui keterangannya, Selasa (21/6/2022).
Integrasikan petani dengan staheholder
Program
Makmur merupakan ekosistem yang mengintegrasikan petani dengan stakeholder yang
berhubungan dengan budidaya pertanian dari hulu hingga hilir.
Meliputi
agro input, lembaga keuangan (perbankan), jasa asuransi, pemerintah daerah
(pemda), teknologi pertanian, dan offtaker.
“Program
yang memiliki makna Mari Kita Majukan Usaha Rakyat ini juga mengadopsi praktik
pertanian unggul dan penggunaan pupuk non subsidi,” kata Supriyoto.
Program Makmur Pupuk Indonesia
Terus Mengalami Peningkatan, Oleh karena itu, program ini bisa diikuti oleh
seluruh petani di Indonesia.
“Program
yang memiliki makna Mari Kita Majukan Usaha Rakyat ini juga mengadopsi praktik
pertanian unggul dan penggunaan pupuk nonsubsidi,” seru Supriyoto.
Project
Manager Agro Solution PKT Adrian R.D. Putera, mengatakan program Makmur kali
ini akan dilaksanakan dalam dua tahap, diawali Demonstration Plot (Demplot)
jagung di atas lahan 2 Ha menggunakan produk terbaru PKT yakni NPK JOS, yang
merupakan pupuk NPK yang telah ditambahkan mikroorganisme hayati seluas 1 Ha.
Sedangkan untuk pembanding, menggunakan NPK Pelangi 16-16-16 yang
dikombinasikan dengan perlakuan penambahan produk pupuk hayati Ecofert dan
dekomposer Biodex seluas 1 Ha.
"NPK
JOS ini adalah produk terbaru PKT, sehingga dengan ujicoba ini kita bisa
melihat dan membuktikan kualitas produk pupuk Non Subsidi dari PKT," ujar
Ardian.
Komentar
Posting Komentar