Jokowi Perintahkan Pemprov Sumsel Tangani Kemiskinan Ekstrem
Palembang -
Pemprov Sumsel berupaya mengoptimalkan tim koordinasi penanggulangan kemiskinan
(TKPK) untuk menekan angka kemiskinan. Sebelumyma, TKPK telah mampu menurunkan
satu tingkat peringkat kemiskinan menjadi urutan ke sembilan nasional.
Wakil Gubernur Sumsel Mawardi Yahya untuk
menekan angka kemiskinan, pihaknya mendorong TKPK melakukan perluasan
penanganan kemiskinan ekstrem terutama di sembilan kabupaten dan kota.
Sembilan daerah itu yakni Kota Palembang, Kabupaten Ogan Ilir, Ogan Komering
Ilir (OKI), Ogan Komering Ulu, Musi Banyuasin, Muara Enim, Lahat, Musirawas,
dan Kabupaten Musirawas Utara.
Berdasarkan hasil evaluasi pelaksanaan
penanggulangan kemiskinan ekstrem pada 2021, terdapat kendala penentuan
keluarga penerima manfaat (KPM) bantuan langsung tunai (BLT) dana desa dan APBD
sehingga berdampak keterlambatan penyaluran.
"Kendala penyaluran dana BLT tersebut terus dievaluasi dan diperbaiki
sehingga bisa diterima KPM tepat waktu dan sesuai sasaran," katanya.
Dengan semangat keberhasilan menurunkan jumlah
penduduk miskin secara bertahap, pihaknya berupaya melanjutkan sejumlah program
yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat di 17 kabupaten dan kota dalam
wilayah Sumsel.
"Program yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat seperti
pelatihan keterampilan dan ekonomi kreatif yang terbukti berjalan dengan baik
diupayakan lebih gencar lagi," ujarnya.
Berdasarkan data Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah (Bappeda) Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Palembang, Kota
Palembang mengalami pertumbuhan ekonomi sekitar 3,17 persen. Sayangnya, warga
miskin di Kota Pempek juga bertambah.
"Kondisi ini mendorong Pemkot untuk
mengentaskan dan pengangguran dalam satu agenda pembangunan yang dicanangkan
tahun depan," ujar Kepala Bappeda Litbang Palembang, Harrey Hadi, Selasa
(15/3/2022).
"Tadi Presiden juga telah mengintruksikan agar semua instansi pemerintahan menggunakan seluruh menggunakan produk dalam negeri, nah ini nanti kita intruksikan seluruh OPD untuk melakukan pendataan terkait barang-barang yang kita beli dan akan di kelompokkan antara impor dan lokal," kata Mawardi Yahya. Mawardi menyebutkan, bahwa Pemprov Sumsel memprioritaskan belanja dengan membeli produk lokal namun jika stok ketersediaan produk lokal kosong maka memaksa untuk memberi produk impor.
Survei Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Selatan (Sumsel) mencatat
jumlah warga miskin di Palembang pada 2021 naik menjadi 191.200 jiwa dari
sebelumnya 182.610 jiwa yang berarti meningkat 8.590 orang dalam setahun.
Dengan peningkatan tersebut angka kemiskinan di Palembang 11,34 persen
dari total 1.656.073 penduduk.
"Oleh karenanya, kami memprioritaskan perencanaan pembangunan
infrastruktur perkotaan dan peningkatan investasi," katanya.
Sedangkan angka pengangguran terbuka atau TPT
di Palembang tahun 2021 per bulan Agustus senilai 10,11 persen dari total
penduduk yang mengalami peningkatan 9,86 persen dari tahun 2020.
"Sehingga pembangunan perlu terlaksana yang diharapkan mampu memberikan
kesejahteraan bagi masyarakat," katanya.
Sementara itu, Asisten Bidang Ekonomi, Keuangan, dan Pembangunan Setda Sumsel,
Ekowati Retnaningsih menambahkan, adanya rencana pembangunan pada 2023
mendatang diminta untuk berjalan sesuai arah kemajuan daerah.
"Mulai dari pengentasan angka kemiskinan, pertumbuhan ekonomi, angka IPM
dan angka pengangguran terbuka. Ini karena penduduk Palembang banyak, sehingga
sangat memengaruhi angka Provinsi Sumsel," ucapnya.
Pemerintah Provinsi Sumatra Selatan berupaya mengoptimalkan tim
koordinasi penanggulangan kemiskinan (TKPK) untuk meminimalkan angka kemiskinan di 17 kabupaten dan kota dalam
provinsi setempat.
Tim TKPK yang telah mampu menurunkan peringkat kemiskinan provinsi ini dari urutan ke delapan menjadi urutan ke sembilan nasional. "eberhasilan itu akan dioptimalkan untuk memperbaiki peringkat dan kesejahteraan masyarakat," kata Wakil Gubernur Sumsel Mawardi Yahya, di Palembang, Selasa (21/6/2022).
Dia menjelaskan, untuk meminimalkan angka
kemiskinan di provinsi ini, pihaknya mendorong TKPK melakukan perluasan
penanganan kemiskinan ekstrem terutama di sembilan kabupaten/kota. Sembilan daerah
itu yakni Kota Palembang, Kabupaten Ogan Ilir, Ogan Komering Ilir (OKI), Ogan
Komering Ulu, Musi Banyuasin, Muara Enim, Lahat, Musirawas, dan Kabupaten
Musirawas Utara.
Berdasarkan hasil evaluasi pelaksanaan penanggulangan kemiskinan ekstrem pada 2021, terdapat kendala penentuan
keluarga penerima manfaat (KPM) bantuan langsung tunai (BLT) dana desa dan APBD
sehingga berdampak keterlambatan penyaluran. "Kendala penyaluran dana BLT
tersebut terus dievaluasi dan diperbaiki sehingga bisa diterima KPM tepat waktu
dan sesuai sasaran," katanya.
Dengan semangat keberhasilan menurunkan jumlah
penduduk miskin secara bertahap, pihaknya berupaya melanjutkan sejumlah program
yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat di 17 kabupaten dan kota dalam
wilayah Sumsel.
Komentar
Posting Komentar