Jokowi akan Bertemu Presiden Ukraina dan Rusia Demi Perdamaian
Jakarta - Rencana
kunjungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Ukraina dan Rusia patut diapresiasi
karena Indonesia sebagai Presiden G20 telah mengambil inisiatif untuk
menciptakan perdamaian dan menghentikan tragedi kemanusiaan di Ukraina, bahkan
mencegah terjadinya tragedi pangan dunia.
Presiden Jokowi akan melakukan lawatan ke Eropa untuk hadiri KTT G7. Dia juga dijadwalkan mengunjungi ibu kota Ukraina dan Rusia, yakni Kiev dan Moskow untuk bertemu Volodymyr Zelenskyy dan Vladimir Putin.
“Hal ini karena perang di Ukraina telah
menyengsarakan banyak pihak, termasuk negara-negara yang tidak terlibat dalam
konflik, dan telah berdampak pada perekonomian dunia,” kata Guru Besar Hukum
Internasional UI Hikmahanto Juwana, Rabu (22/6/2022).
Kedua, rencana Presiden merupakan inisiatif
Indonesia untuk selalu ikut dalam ketertiban dunia sebagaimana diamanahkan oleh
Undang-undang Dasar 1945.
“Ketiga, Indonesia melakukan kunjungan ini
dengan berpegang teguh pada politik luar negeri bebas aktif,” kata Hikmahanto.
Ia mengatakan Indonesia tidak berpihak kepada
Ukraina maupun Rusia sehingga tidak memberi bantuan senjata kepada Ukraina
maupun memberi dukungan kepada Rusia atas operasi militer khususnya.
Keberpihakan Indonesia adalah pada perdamaian
dunia dan mengakhiri tragedi kemanusiaan.
Terakhir, rencana kunjungan dilakukan dalam
upaya untuk mencari tahu dan mendalami apa hal-hal yang dapat disepakati oleh
Rusia dan Ukraina agar tercipta gencatan senjata.
“Rencana kunjungan ini sama sekali tidak
terlambat mengingat perang di Ukraina masih berlangsung sampai hari ini dan
beberapa waktu ke depan,” kata dia.
Presiden Jokowi dalam rencana kunjungan dapat juga langsung mengundang Presiden Putin sebagai anggota G20 dan Presiden Zelensky sebagai tamu dari negara tuan rumah untuk hadir di KTT G20 November mendatang.
Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi
mengatakan Jokowi akan terbang ke Moskow dan Kyiv setelah mengikuti Konferensi
Tingkat Tinggi (KTT) G7 pada Minggu (26/6) hingga Senin (27/6).
"Dari Jerman, Presiden Jokowi
direncanakan akan mengunjungi Kyiv, Ukraina, dan Moskow, Rusia. Kunjungan ke
dua negara ini merupakan lawatan yang dilakukan dalam situasi yang tidak
normal," ujarRetno Marsudi dalam press briefing pada Rabu (22/6).
Retno menerangkan kunjungan ini dilakukan
untuk menunjukkan kepedulian RI terhadap isu kemanusiaan, mencoba memberikan
kontribusi untuk menangani krisis pangan imbas perang, dan mendorong
perdamaian.
Retno menyoroti bahwa Jokowi bakal menjadi
presiden Asia pertama yang berkunjung ke dua negara itu di tengah perang.
"Presiden Jokowi akan merupakan pemimpin
Asia pertama yang akan melakukan kunjungan ke dua negara tersebut,"
katanya.
Profesor hubungan internasional dari
Universitas Pelita Harapan, Aleksius Jemadu, menganggap keputusan Jokowi
mengunjungi Moskow dan Ukraina di tengah perang dilakukan demi menyelamatkan
agenda pertemuan negara kelompok G20.
Jokowi akan mencoba berkomunikasi dengan Putin
dan Zelenskyy untuk mengakhiri perang yang sedang berkecamuk sejak bulan
Februari lalu.
Diketahui bahwa posisi Indonesia untuk mengakhiri perang di Ukraina cukup strategis, di mana Indonesia merupakan Presiden G20--forum ekonomi internasional. Indonesia juga akan menggelar G20 di Bali pada bulan November mendatang. Sebelumnya, Jokowi juga dikabarkan sudah mengundang Vladimir Putin dan Zelenskyy untuk hadir di forum tersebut.
“Kita paham situasi saat ini masih sangat-sangat complicated. Dunia juga paham mengenai kompleksitas masalah yang ada. Meskipun situasinya sulit dan masalahnya kompleks, sebagai Presiden G20 dan salah satu anggota Champion Group dari Global Crisis Response Group yang dibentuk Sekjen PBB, Presiden Jokowi memilih untuk mencoba berkontribusi, tidak memilih untuk diam," ujar Retno dalam keterangan persnya, Rabu (22/6/2022).
"Kunjungan Presiden ini menunjukkan kepedulian terhadap isu
kemanusiaan, mencoba memberikan kontribusi untuk menangani krisis pangan yang
diakibatkan karena perang dan dampaknya dirasakan oleh semua negara terutama
negara berkembang dan negara dengan penghasilan rendah, dan terus mendorong
spirit perdamaian,” ujarnya.
Komentar
Posting Komentar