Harga Emas Menguat Hingga Ekonomi Hijau Sektor UMKM
Jakarta - Sentimen risiko telah menekan permintaan mata uang safe-haven yang membuat harga emas global menguat. Hal ini sontak menghentikan kerugian empat hari berturut-turut karena nilai tukar dolar AS yang jatuh.
Sementara itu investasi untuk ekonomi hijau kini menjadi pilihan pemerintah Indonesia guna mendorong pertumbuhan dan perkembangan sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) lokal. Sektor ekonomi hijau diproyeksikan dapat menciptakan peluang bisnis yang besar dan mempercepat pembangunan berkelanjutan.
Apa saja berita-berita tersebut? Berikut kutipan selengkapnya:
1. Penguatan harga emas
Harga emas sedikit menguat pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), menghentikan kerugian empat hari berturut-turut karena dolar AS jatuh, sentimen risiko menekan permintaan terhadap mata uang safe-haven dan memberikan dukungan terhadap logam mulia.
Logam mulia ini diperdagangkan di kisaran ketat di level pertengahan 1.800 dolar AS di tengah pengamatan tajam pada pergerakan suku bunga Federal Reserve berikutnya, karena inflasi AS hampir tidak beranjak dari tertinggi 40 tahun.
Emas berjangka tergelincir 8,6 dolar AS atau 0,47 persen menjadi 1.829,80 dolar AS pada Kamis (23/6/2022), setelah turun tipis 0,4 dolar AS atau 0,02 persen menjadi 1.838,40 dolar AS pada Rabu (22/6/2022), dan melemah 1,8 dolar AS atau 0,1 persen menjadi 1.838,80 dolar AS pada Selasa (21/6/2022).
Logam kuning diperdagangkan di kisaran ketat di level pertengahan 1.800 dolar AS di tengah pengamatan tajam pada pergerakan suku bunga Federal Reserve berikutnya, karena inflasi AS hampir tidak beranjak dari tertinggi 40 tahun.
"Emas tetap terperangkap dalam kisaran ketat karena para pedagang menunggu untuk melihat apakah laporan inflasi terbaru akan memaksa The Fed untuk berkomitmen pada kenaikan suku bunga yang lebih besar di luar pertemuan kebijakan Juli," kata Ed Moya, analis di platform perdagangan online OANDA.
Pasar mulia dari saham hingga obligasi dan minyak telah digerogoti oleh volatilitas dalam dua minggu terakhir karena investor menunggu untuk melihat apakah The Fed akan melaksanakan ancamannya untuk memaksakan kenaikan suku bunga paling kejam dalam satu generasi pada konsumen AS, dalam upayanya untuk menggagalkan peningkatan inflasi tertinggi sejak awal 1980-an.
Sementara itu, data ekonomi yang dirilis pada Jumat (24/6/2022) beragam. Indeks sentimen konsumen Universitas Michigan (UM) turun menjadi 50,0 dalam survei Juni 2022, dari 58,4 pada Mei dan di bawah 85,5 pada Juni lalu, memberikan dukungan terhadap emas.
Departemen Perdagangan AS melaporkan bahwa penjualan rumah baru AS melonjak 10,7 persen ke tingkat tahunan 696.000, disesuaikan secara musiman, memulihkan sebagian besar penurunan tajam pada April.
Berbicara pada Jumat (24/6/2022) selama diskusi panel tentang bank sentral dan inflasi yang diselenggarakan oleh UBS di Zurich, Swiss, Presiden Fed St. Louis, James Bullard mengatakan kenaikan suku bunga yang cepat sekarang adalah cara terbaik untuk menghindari resesi nanti. Sementara resesi "pasti mungkin, saya benar-benar berpikir kita akan baik-baik saja," katanya.
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Juli naik 8,3 sen atau 0,39 persen, menjadi ditutup pada 21,125 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Juli turun 70 sen atau 0,08 persen, menjadi ditutup pada 903,70 dolar AS per ounce.
2. 1,1 miliar dolar AS untuk pandemi
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebutkan para anggota G20 telah berhasil mengamankan dana sebesar 1,1 miliar dolar AS untuk Dana Perantara Keuangan atau Financial Intermediary Fund (FIF). Dana tersebut diamankan dalam rangka prevention, preparedness and response (PPR) atau kesiapsiagaan, pencegahan, dan penanggulangan pandemi.
3. Investasi ekonomi hijau di sektor UMKM
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menyatakan pihaknya bakal mendorong investasi lebih besar untuk mendukung agenda ekonomi hijau di sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) lokal. Menurutnya, langkah itu bertujuan untuk memulihkan ekonomi agar menjadi lebih kuat dan tangguh serta mempercepat tujuan pembangunan berkelanjutan.
Upaya tersebut bertujuan untuk memulihkan ekonomi agar menjadi lebih kuat dan tangguh serta mempercepat Sustainable Deveopment Goals/SDGs (Tujuan Pembangunan Berkelanjutan).
“Mengadopsi ekonomi hijau mungkin tampak menantang, tetapi hal itu mungkin dilakukan karena banyak UMKM lokal sudah mempraktikkannya dengan nilai tradisional dan kearifan lokal,” ujarnya dalam Side Event G20 bertajuk " Green Economy and Sustainable Business” yang dipantau secara virtual, Jakarta, Rabu.
Berdasarkan studi World Economy Forum tahun 2020, diprediksi sektor ekonomi hijau menghasilkan peluang bisnis sebesar 10 juta dolar AS dan 395 juta lapangan pekerjaan pada tahun 2030 di seluruh dunia.
Menurut dia, adanya pandemi COVID-19 selama dua tahun terakhir mendorong Indonesia untuk memanfaatkan ekonomi hijau.
“Pandemi yang kita hadapi selama dua tahun mendorong pentingnya mengadopsi bisnis yang mengedepankan keberlanjutan lingkungan,” ungkap Menkop.
Lebih lanjut, banyak pelaku bisnis dianggap enggan mengadopsi ekonomi hijau karena pertimbangan model teknis yang kompleks dan biaya produksi yang tinggi.
Meskipun begitu, sebuah penelitian menyatakan penggunaan sumber daya ekonomi hijau di sektor industri dapat menghemat pengeluaran sebesar lebih dari 600 miliar dolar AS per tahun di Eropa saja.
“Praktik ekonomi hijau harus diterapkan pada bisnis yang sudah ada maupun bisnis baru di berbagai sektor industri,” ucap Teten.
Komentar
Posting Komentar