Gernas BBI Berhasil Tambah 11,1 Juta UMKM Go Online
Jakarta - Pemerintah terus mendorong pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) atau industri kecil menengah (IKM) untuk onboarding ke dalam platform digital agar dapat menjangkau pasar yang lebih luas. Upaya tersebut dilakukan melalui gerakan nasional bangga buatan Indonesia (Gernas BBI) yang diluncurkan Presiden Jokowi pada Mei 2022 lalu.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan mengungkapkan, dari target onboarding sebesar 30 juta UMKM pada 2023, sudah terjadi peningkatan sebesar 11,1 juta UMKM yang onboarding. Sebelum ada Gernas BBI, UMKM yang terhubung ke dalam platform digital baru sebanyak 8 juta unit. Sehingga sampai dengan Mei 2022, total UMKM yang sudah onboarding mencapai 19,1 juta unit.
“BBI telah mendorong aksi afirmasi belanja pemerintah untuk produk dalam negeri dengan target serapan minimal Rp 400 triliun. Realisasi Per 20 Juni 2022 mencapai Rp 225,43 triliun. Hal ini sudah mendapat perhatian langsung dari Bapak Presiden," ujar Menko Luhut dalam acara Lagawi Fest 2022 di Lampung yang juga disiarkan secara daring, Kamis (23/6/2022).
Sepanjang 2022, pemerintah mengagendakan kampanye Gernas BBI di 12 provinsi. Sebagai salah satu campaign manager, Kementerian Perindustrian menggelar Gernas BBI di Provinsi Lampung dengan tema Lagawi Fest, Lampung Bangga Wirausaha Industri dan tagline Satu Bumi Juta Karya. Lagawi Fest dibuka sejak 17 Maret lalu, bertepatan dengan perayaan Hari Ulang Tahun ke-58 Provinsi Lampung.
“Tiga tujuan utama dilaksanakannya program Gernas BBI Lagawi Fest ini adalah untuk meningkatkan jumlah industri kecil dan menengah yang onboarding, pendampingan wirausaha industri, dan peningkatan transaksi penjualan para IKM,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam laporannya saat acara Harvesting BBI Lagawi Fest 2022.
Menperin mengungkapkan, dalam rangka mendukung tujuan Gernas BBI untuk menaikkan jumlah artisan Indonesia (UMKM/IKM) hingga 30 juta yang onboarding di marketplace pada tahun 2023, Kementerian Perindustrian konsisten memberdayakan pelaku IKM melalui penguasaan teknologi e-business melalui program e-Smart IKM.
“Program e-Smart IKM Kemenperin telah berjalan sejak tahun 2017, dan sampai saat ini telah melatih 22.515 pelaku industri kecil dan menengah di seluruh Indonesia,” ungkap Menperin.
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) berupaya membangkitkan kembali gairah usaha para pelaku industri kecil dan menengah (IKM) setelah terdampak pandemi Covid-19.
Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kemenperin Reni Yanita mengatakan, upaya ini perlu dilakukan dengan kolaborasi antara pemerintah pusat dan daerah, masyarakat, asosiasi serta beragam pemangku kepentingan lainnya.
“Salah satu langkah strategis yang dilakukan Kemenperin adalah mendukung Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI) yang telah diluncurkan sejak 14 Mei 2020. Gernas BBI ini berhasil membuat jaring penyelamat bagi para IKM untuk bangkit dari keterpurukan,” kata Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kemenperin, Reni Yanita dalam siaran resminya, Selasa (21/6/2022).
Dirjen IKMA menjelaskan, Gernas BBI menjadi role model dalam pengembangan dan pemberdayaan IKM berbasis potensi daerah. Sasarannya antara lain meningkatkan daya saing IKM di pasar dalam dan luar negeri.
“Gernas BBI yang memiliki target untuk meningkatkan jumlah IKM/UMKM atau artisan dari total 11,7 juta menjadi 30 juta unit usaha bisa masuk ke ekosistem digital (onboarding) pada tahun 2023,” ungkapnya.
Gerakan ini juga diharapkan dapat meningkatkan permintaan terhadap produk ekonomi kreatif buatan artisan Indonesia, menciptakan nilai tambah bagi konsumen untuk memiliki produk yang berkualitas, serta meningkatkan peran aktif pemerintah daerah, top brands, dan media massa untuk terus memberdayakan IKM dalam rangka mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional.
“Penyelenggaraan Gernas BBI tahun ini menitikberatkan peran pemerintah daerah dan top brand, bersama-sama dengan pelaku usaha untuk mengolah sumber daya alam yang ada di daerah sehingga tercipta nilai tambah,” ujar Reni.
Komentar
Posting Komentar