Demi Pertumbuhan Ekonomi! Jokowi beri Dana Desa Rp 468 T agar Tidak Ada Lagi Desa Tertinggal pada tahun 2024
Jakarta - Presiden
Joko Widodo (Jokowi) menyebut pemerintah telah menyalurkan dana desa sebesar Rp
468 triliun hingga 2022. Jumlah itu disebut sangat besar dan belum pernah ada
dalam sejarah desa.
"Kita harus ingat yang kita gelontorkan ke desa itu duitnya bukan duit yang kecil. Dana desa yang telah kita gelontorkan sampai 2022 berada di angka Rp 468 triliun, besar sekali, belum pernah dalam sejarah desa kita gelontori uang sampai Rp 468 triliun," kata Jokowi dalam acara Rakernas PDI Perjuangan, Selasa (21/6/2022).
Jokowi menyebut dana itu telah digunakan untuk membangun infrastruktur berupa jalan-jalan kecil di desa dengan panjang 227.000 kilometer (km).
Jokowi menceritakan banyak yang tidak percaya
dengan pencapaian itu. Padahal jika dilihat dari jumlah desa yang mencapai
74.800, dapat diartikan bahwa setiap desa rata-rata hanya dibangun jalan 3
kilometer (km).
"Banyak yang menyampaikan 227.000 km itu
puanjang sekali loh Pak apa iya segitu? 'Oh itu data yang ngawur', banyak yang
menyampaikan seperti itu. Saya sampaikan desa kita itu hampir 75.000 desa,
kalau hanya bangun 227.000 artinya 1 desa kan hanya 3 km, orang nggak berpikir
ke sana," jelas Jokowi
Selain membangun jalan desa, dana desa Rp 468 triliun disebut telah
dipergunakan untuk pembuatan 4.500 embung, 71.000 unit irigasi, 1,3 juta meter
jembatan, 10.300 pasar desa, 57.200 Bumdes, 6.100 tambat perahu, dan 62.500
penahan tanah.
"Ini
kecil tapi langsung manfaatnya dirasakan rakyat," tutur Jokowi.
Presiden
Joko Widodo meminta seluruh kepala dan perangkat desa berhati-hati dalam
menggunakan dana desa.
Sebab, dana desa yang dikucurkan pemerintah tahun ini jumlahnya sangat besar, yakni mencapai Rp 468 triliun.
"Jangan dipikir ini uang kecil, ini uang
gede sekali, besar sekali dalam sejarah negara ini berdiri desa diberi anggaran
sampai 468 triliun itu belum pernah," kata Jokowi dalam acara Silaturahmi
Nasional Desa 2022 yang digelar Asosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesia
(Apdesi) di Jakarta, Selasa (29/3/2022).
"Oleh sebab itu, hati-hati dalam
mengelola duit yang sangat besar sekali ini," tuturnya.
Jokowi menuturkan, sebenarnya dirinya sudah
berniat menaikkan anggaran dana desa sejak tahun 2020.
Namun, hal itu belum terealisasi lantaran
pemerintah harus mengalihkan dana untuk keperluan penanganan pandemi virus
corona.
Di tahun 2020 saja, anggaran penanganan
Covid-19 mencapai Rp 690 triliun. Angka ini meningkat menjadi Rp 740 triliun di
2021.
Kebutuhan akan dana tersebut memaksa
pemerintah memotong anggaran seluruh kementerian, termasuk yang dialokasikan
untuk dana desa.
"Nanti tahun depan Insya Allah
dikembalikan atau dinaikkan lagi," ujar Jokowi.
Dengan angka yang besar, kata Jokowi, dana desa harus betul-betul dimanfaatkan untuk kesejahteraan desa. Mulai dari pembangunan embung, irigasi, jembatan, pasar, hingga tambatan perahu.
Dana desa juga dapat dipakai untuk pengadaan
air bersih, operasionalisasi posyandu, polindes, drainase, sumur, PAUD, MCK,
dan keperluan lain yang berkaitan dengan kualitas hidup orang banyak.
Jokowi menekankan, dana desa harus bermanfaat bagi kesejahteraan
masyarakat desa, dan lebih lanjut meningkatkan perekonomian nasional.
"Jangan
ada yang menyangsikan betapa sangat bermanfaatnya dana desa yang telah kita
kucurkan ke desa-desa," kata Jokowi.
"Dan itu sekali lagi memengaruhi pertumbuhan ekonomi di desa, memengaruhi pertumbuhan ekonomi di nasional," lanjut dia.
Sampai dengan tahun 2022, pemerintah telah
menyalurkan Dana Desa sebesar Rp468 triliun yang dimanfaatkan untuk berbagai
pembangunan di desa. Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) pun meminta jajaran
pemerintah desa untuk mengelola, memanfaatkan, serta merealisasikan dana
tersebut sebaik mungkin sehingga dapat memacu pertumbuhan ekonomi di desa dan
secara keseluruhan akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional.
Komentar
Posting Komentar